Perlukah berpikir tentang skema besar arah penelitian?

Singkatnya, perlu. Tapi untuk saya, biasanya seperti kurang secara “sadar” dikejar. Maksudnya, secara umum saya mengikuti apa yang saya tertarik untuk kerjakan dan biasanya berpikir berdasarkan rute-rute singkat per topik yang sedang dikerjakan. Berpikir skala besar biasanya hanya saat menulis aplikasi seperti grant atau kerja. Ya baiknya memang harusnya berpikir skala besar beberapa saat sekali dengan menulis paper yang bersifat “review”. Selain mengasah lagi pengertian, hal ini juga akhirnya memaksa kita untuk berpikir dalam skala besar apa yang sedang kita lakukan.

Pembimbing doktoral saya pernah mengatakan kalau untuk dia, penelitian itu seperti brownian motion geraknya. Sepertinya random, tapi ada arahnya. Semakin ke sini, saya juga bisa setuju sama pendapat ini. Topik penelitian bahkan kadang didikte oleh orang lain. Hal ini bisa negatif atau positif. Negatif kalau kita didikte tanpa tau garis besarnya mau kemana. Positif karena dengan melihat topik orang lain, maka kita tau saat ini topik-topik apa yang sedang dikejar dan akhirnya kita bisa mensintesis topik kita sendiri.

Maka dari itu, menyambung tulisan sebelumnya, tujuan belajar saat doktoral adalah untuk belajar meneliti dan menjadi ahli dalam bidang yang kita tekuni. Tujuan belajar saat paska doktoral adalah semakin mengkristalisasi topik penelitian yang membawa kita semakin mandiri dalam melakukan penelitian. Dan hal ini hanya bisa dilakukan kalau kita bisa membuat sendiri suatu meta-peta di pikiran kita mengenai posisi dan arah gerak dari penelitian kita secara umum.

Jadi, buat saya, saya bisa bilang bahwa saya ini fisikawan yang konsentrasi di bidang condensed matter physics. Artinya saya tidak mengerjakan high energy physics misalnya. Lalu dalam topik condensed matter itu saya fokus pada solid state physics. Artinya saya tidak mengurusi liquid, gas, atau plasma. Lalu saya meneliti tentang crystal dalam bentuk single crystal maupun heterostructure. Artinya saya tidak secara fokus mengurusi powder atau bentuk lain yang lebih disordered. Saya dulu memang meneliti solar cell saat di Singapura. Tapi ya sekarang sudah bukan itu lagi fokusnya. Saya dulu meneliti nanostructure seperti nano ribbon. Walau sekarang tidak secara spesifik belajar ini, tapi saya masih bisa bermain di area ini jika memang ketemu yang kecil lagi. Saya belajar sifat topologi elektron saat doktoral yang adalah sisi “baru” saat itu yang baru mulai dipelajari. Saya belajar ARPES dan secara umum mengatakan bahwa spectroscopy adalah bidang saya secara “alat” yang saya pakai. Artinya saya bukan ahli dalam bidang transport, membuat sintesis material, atau eksperimen lain. Namun saya bisa bermain di area-area tersebut jika dibutuhkan walau itu bukan keahlian saya. Jadi, secara objek penelitian adalah elektron di dalam material. Lalu secara alatnya, saya adalah seorang spectrocopist.

Dengan mengenal secara garis besar posisi kita ada di mana, maka kita baru bisa berbicara tentang skema besar penelitian. Dimana kita berdiri dan kemana kita hendak pergi?

Leave a comment