Daftar Penulis Jurnal Sebaiknya Banyak atau Sedikit?

Pertanyaan apa ini? Tentunya dalam menulis karya ilmiah, setiap penulis namanya akan tercantum di tulisan tersebut. Idealnya begitu. Hanya saja, dalam praktiknya banyak nama-nama pesanan juga bisa muncul. Jadi? Boleh atau tidak nama tersebut ada disitu?

Jurnal sendiri ada banyak jenis nya. Biasanya, jurnal berpenulis satu (single author paper) ditulis sebagai review dari orang tersebut atas suatu topik. Bisa jadi juga berbentuk suatu tanggapan komentar atas suatu topik. Jika sungguh-sungguh sebuah karya penelitian, dalam masa modern saat ini sangat jarang ada. Kalaupun ada, saya bisa tebak itu adalah karya teori (bukan eksperimen) dan sudah tentu bukan diterbitkan di jurnal ber-prestise tinggi seperti Nature. Lihat ulasan disini.

Dalam bidang saya (condensed matter physics experiment) sendiri sangat lumrah jika suatu karya ilmiah itu berpenulis banyak. Bukan berarti semuanya menulis ya, hanya saja bidang eksperimen melibatkan banyak sekali pihak agar pekerjaannya ini dapat terlaksana. Saya pasti butuh penyedia sample untuk diteliti. Dalam hal ini sudah tentu nama si pembuat sample dan “boss” nya akan masuk di paper yang saya buat. Itu belum menghitung jika ternyata ada anak intern atau lainnya nimbrung dan menambah jumlah orang yang berkontribusi. Lalu jika ada simulasi komputer ya sifatnya mirip (tambah satu orang pekerja dan boss nya, tambah orang-orang pelengkap lainnya). Jika ada setidaknya 4 grup yang terlibat maka dipastikan minimal sudah ada 8 nama yang tercantum di paper ini. Sekali lagi, apakah semua orang menulis? Oh, tentu tidak. Paling yang menulis ya yang namanya paling depat (first author) lalu yang lain akan setidaknya mengecek nya dan memberikan masukan-masukan sesuai bidangnya masing-masing. Kalau ini yang terjadi ya menurut saya ini wajar dan baik. Paper dari CERN sendiri biasanya berpenulis panjang sekali karena memang segitu banyak grup yang terlibat dan tidak mungkin semua itu dikerjakan seorang diri saja.

Hanya saja, faktanya banyak nama yang hanya muncul dan sekedar memberikan “jempol” saat email terakhir “saya tekan submit ya?”. Apakah orang ini baca papernya? Hanya Tuhan dan dia yang tahu. Makanya saya sangat tertarik dengan fenomena akhir-akhir ini dimana mulai ditemukan paper-paper abal-abal yang ketahuan “sloppy” dalam pengerjaannya dan menyebabkan “boss” nya harus tanggung jawab. Kenapa kok bisa kecolongan? Apakah tidak dibaca? Ya itu lah pertanyaannya.

Kenapa orang mau namanya ada di paper? Ya biar kelihatan bekerja. Dunia sains itu kejam. Kinerja anda dinilai dari berapa publikasi yang anda buat. Anda bisa jago meneliti namun jika tidak ada hasil karya ilmiah, maka siapa yang tahu anda itu siapa? Anda bisa saja seorang pengajar berpengalaman, namun jika tidak ada hasil publikasi ilmiah, maka apa bedanya anda dengan google yang juga bisa memberikan informasi? Maka dari itu, jika ada kesempatan namanya ada di paper, maka sebisa mungkin akan digunakan kesempatan itu. Sekali lagi, apakah itu benar? Bagi saya, terserah saja. Jika memang ada tuntutan administrasi ya silahkan, tapi setidaknya dibaca lah.

Saya sendiri senang mendapatkan “boss” yang cukup bertanggung jawab karena dia pasti membaca dan mencoret-coret kerjaan saya. Bahkan saya suka pikir ini tulisan punya saya atau punya dia ya? Jadi, saat saya mencantumkan setiap nama, saya yakin memang orang ini berkontribusi pada paper ini. Saya sendiri tahu bahwa kontribusi orang bisa berbeda, makanya ada istilah “first and co-author”. Jika kamu bukan “first” mana kamu itu “co-“. Bahkan akhir-akhir ini sering terjadi ada penambahan informasi “these authors contribute equally”. Buat apa? buat menekankan bahwa ada beberapa author disini yang kontribusinya sama-sama signifikan. Padahal kan sebenarnya hal tersebut harusnya disematkan kepada co-author. Tapi ya memang faktanya tidak semua orang berkontribusi sama maka informasi tersebut harus ditambahkan.

Apa untungnya berpenulis panjang? Artinya anda bisa dianggap dapat bekerja secara “interdisciplinary”. Hal tersebut terkesan “buzzword” tapi faktanya memang tidak semua orang bisa bekerja sama. Menunjukkan nama-nama tersebut dapat memberikan kesar bahwa anda itu orang yang “bisa diajak ngobrol”. Jika sekali-sekali anda membuat artikel “sendirian” ditengah artikel “ramean” ini, maka yang “sendirian” itu akan terkesan eksklusif sekali dan nilainya menjadi berharga. Coba jika semua paper anda itu “single author”, maka pertanyaan terbesarnya antara anda itu hebat sekali tidak perlu orang lain, tidak ada yang mengerti pekerjaan anda, atau anda tidak bisa bekerja sama dengan orang lain satu dan lain hal?

Pada akhirnya, saya setuju dengan anggapan bahwa “cobalah menulis semandiri mungkin”. Artinya, jangan sampai kita tidak bisa menghasilkan karya ilmiah karena alasan “tidak ada kolaborator”. Ya berarti mungkin anda bukan seorang yang layak meneliti mandiri.

Leave a comment