Tips Untuk Mendaftar Summer Study atau Graduate Study — Interview (Online/Offline)

Image from http://www.getacoder.com

Saya berkesempatan menyeleksi murid-murid dari suatu negeri yang paling banyak penduduknya dan tidak satupun sebenarnya mempunyai kemampuan bahasa inggris yang mumpuni. Terlepas dari kemampuan bahasa, memang fisika sendiri sebenarnya memiliki bahasa yang cukup universal sehingga mahasiswa ini sebenarnya bisa saja datang ke University of Oxford hanya dengan bahasa inggris seadanya. Lagipula, program yang ditawarkan hanyalah untuk 2 bulan saja sehingga bahasa sebenarnya bukanlah faktor penentu utama walaupun juga sangat membantu kedepannya.

Singkatnya, saya dan kolega saya melakukan wawancara langsung via video-chat untuk mengetahui lebih lanjut tentang kemampuan dari murid-murid ini lebih dari CV dan juga Statement of Purpose yang mereka sudah tulis. Tentu saja sebenarnya saya sangat tahu persiapan-persiapan wawancara yang biasa dilakukan oleh murid karena dulunya saya juga pernah mengalami posisi mereka saat saya hendak mendaftar DPhil di Oxford dan juga universitas lainnya. Dengan berbekal pengalaman yang lalu, sebenarnya saya sudah menduga beberapa trik dan tips yang biasa dilakukan (yang juga akan saya sebutkan di bawah nanti).

Namun, karena saya sudah sangat tahu dengan model-model persiapan umum, akhirnya saya pun mengganti beberapa metode bertanya kepada peserta wawancara. Tentunya, ada beberapa hal menarik akhirnya terjadi karena hal-hal “out of the box” yang tidak mereka siapkan. Selain itu, ternyata ada juga hal-hal unik yang sepertinya lazim dilakukan oleh peserta wawancara namun saya tidak pernah duga sama sekali. Jadi, di bawah ini saya akan tuliskan beberapa tips dan trik untuk wawancara graduate study atau summer study menurut pengalaman saya sebagai pewawancara

  1. Jawab to the point saja
    Sepertinya kebiasaan umum murid-murid saat wawancara adalah menjawab ngalor ngidul ntah dengan berakhir pada poin pertanyaan atau tidak menjawab pertanyaan sama sekali.Contoh:
    Q = Apa kontribusi anda di projek yang anda tulis di CV nomor 2c?
    A = Oh, saya mengerjakan beberapa projek. Semuanya itu berkaitan dengan teknik XXXX dan di setiap projek itu saya mengikuti dengan detil setiap prosedur dan juga mengembangkan langkah yang saya temukan.Komentar: Hal di atas itu salah. Saya tidak tanya seberapa jago anda sama sekali. Saya benar-benar bertanya kontribusi anda itu apa. Jadi jawab yang saya tanya saja dan jangan ngelantur kemana-mana. Saya tidak perlu tahu anda bisa apa saja sebab mungkin saya akan menanyakan itu di tempat lain.
  2. Tahu konteks
    Q = Mengapa anda mau mendaftar di projek ini?
    A = Sebab saya melihat ini dapat meningkatkan kemampuan saya.Komentar: Hal di atas itu mungkin benar jika konteksnya anda sedang mendaftar program umum. Jika berurusan dengan graduate study, tentunya hal-hal umum tidak akan terlalu membantu anda untuk lolos. Langsung saja to the point (seperti nomor 1) tentang maksud dan tujuan anda mendaftar.Contoh yang boleh
    Q = Mengapa anda tertarik mendaftar PhD?
    A = Saya tahu anda mengerjakan teknik menembak burung yang paling muktahir. Sepanjang saya kuliah, saya belajar teknik menembak dan dengan prestasi XXXX. Jadi dengan saya bergabung di grup anda, saya bisa belajar lebih lagi dari anda dan juga bisa memberikan kontribusi ke grup anda.
  3. Persiapkan kondisi yang kondusif
    Jika ruangan anda adalah kamar dengan tempat tidur susun, dan meja belajar anda menghadap tempat tidur itu, mungkin anda sebaiknya pergi ke tempat lain yang lebih nyaman dilihat. Tidak perlu memamerkan jemuran-jemuran yang belum kering yang tergantung di rangka tempat tidur tersebut. Saya juga tidak berminat melihat kaki kawan sekamar anda yang sedang bermain DOTA di tempat tidur dia.Lalu, suara juga sangat penting. Jadi tentunya anda harus mempersiapkan headphones dan microphones yang baik jika wawancara online. Jika wawancara langsung, tentunya anda harus berkata yang jelas dan jangan kumur-kumur. Jangan juga kita video chat di dekat konser dangdut supaya tidak ada background suara yang tidak perluSelain itu, walau saya tidak begitu memedulikan penampilan, tapi hal ini juga bisa berpengaruh tentunya jika pakaian anda tidak wajar seperti “tidak pakai atasan sama sekali sambil angkat kaki seperti di warung”, memakai baju cosplay, dll.Yang boleh : latar belakang yang wajar saja seperti tembok untuk online, perhatikan muka anda juga tidak perlu terlalu zoomed-in di layar laptop sebab tidak ada yang mau menghitung berapa jerawat anda, baju berkerah supaya terlihat formal atau setidaknya kaos yang masih bagus dan bukan compang camping, baju formal kemeja berdasi atau batik jika memang interview langsung, tidak perlu pedulikan bawahan jika online sebab tidak akan disuruh catwalk.

    nb: murid yang saya interview kebanyakan menyewa kamar hotel untuk online interview mereka — ini mahal sekali, tapi sangat terlihat dedikasinya, tapi tidak perlu sampai begini juga kalau tempat kita sudah oke

  4. Tunjukan yang anda bisa lakukan
    Saya kurang sreg jika anda menulis banyak prestasi di SOP atau CV anda namun anda tidak mengerti apa yang anda lakukan. Saat ditanya, banyak murid yang mencoba “hedging” dengan menghindari menjawab pertanyaan saya (nomor 1) sebab memang ternyata bukan dia yang melakukan projek itu. Kalaupun demikian, saya sarankan anda mengatakan apa yang benar-benar anda lakukan sekecil apapun itu.Contoh: di projek A, saya membeli peralatan dengan mengontak langsung salesnya dan menentukan parameter yang dibutuhkan. Lalu saya membangun code untuk program simulasinya di MATLAB, sekitar 3000 baris program, program yang kecil menurut saya (nb: ini cara bagus untuk menunjukan anda terbiasa coding). Lalu saya membantu PhD student di tempat saya menganalisa data spektrumnya dengan program YYY.Jadi intinya, saya tidak tertarik pemahaman anda akan keseluruhan projek itu sendiri (kecuali ditanya), tapi mengenai apa yang anda sungguh-sungguh kerjakan dan anda tahu. Ini penting karena kadang memang professor sangat membutuhkan posisi tertentu dalam lab-nya lalu jika itu ada di anda, mengapa tidak diberitahukan kepada dia?
  5. Jangan tanya aneh-aneh
    Maksudnya apa? Di akhir wawancara, kadang kita diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada pewawancara kita. Jadi jangan bertanya hal-hal yang anda bisa dapatkan di google misalnya. Jangan ajukan pertanyaan dibawah iniQ: Tahun berapa universitas ini dibangun? (mau tahu kapan robohnya sekalian?)
    Q: Apa saya diterima? (kamu sudah desperate sekali ya?)
    Q: Kapan pengumumannya? (kalau ada alasan valid baru boleh tanya misalnya, “ya saya mau menikah tanggal sekian jadi mau surprise gitu deh”)
  6. Jangan curhat!
    Setelah wawancara selesai, jika menggunakan video chat, kadang kita tertarik untuk mengetik lebih lanjut beberapa hal yang kita rasa kurang jelas di wawancara tadi. Jangan lakukan ini! Tidak ada yang akan baca, malahan akan terlihat sekali bahwa anda kurang siap dalam menjawab tadi sampai perlu direvisi.
  7. Jangan lupa ini video-chat! (jika online)
    Dalam kesempatan kali itu, saya langsung mencoret murid yang tidak menyalakan web-cameranya. Tidak perlu banyak alasan tidak punya, tidak kuat internet, atau sejenisnya. Pikirkan saja sendiri apa jadinya jika anda interview langsung namun muka anda ditutup?

Last but not least, saat kita berasal dari universitas di Indonesia yang memang sedikit sekali pengalaman riset di awal kuliah (mungkin lebih banyak aktif di organisasi atau lainnya), sadly but true, mungkin kita akhirnya hanya bisa jatuh dalam kategori “good students, very enthusiast, great generalist! no specific strength”. Yang artinya, kita mungkin sangat baik dalam akademis di mata pewawancara, namun kurang sekali dalam hal spesifik dalam riset. Maka dari itu anda tentunya bisa lakukan hal di bawah ini

a. Lakukan summer research di universitas yang lebih baik (eh ini kan tips buat dapet summer research? gimana sih?) — ya buat yang mau PhD aja maksudnya

b. Kejar dosen pembimbing anda dan pastikan metode apa yang dia pernah lakukan atau sedang lakukan. Buatlah dirimu menjadi ahli juga dibidang itu (setidaknya)

c. Komputasi itu juga skill yang penting! Jadi karena akses ke komputer sudah jelas lebih tersedia, maka jangan sia-siakan kemampuan standard ala Indonesia yang kalian wajib kuasai ini. Orang lain belum tentu bisa jago coding lho! Dan siapa tahu grup tersebut lagi butuh coder buat aparatus lab-nya.

bersambung

2 thoughts on “Tips Untuk Mendaftar Summer Study atau Graduate Study — Interview (Online/Offline)

Leave a reply to Sandy A. Ekahana Cancel reply